Penasehat
keamanan nasional Obama, Susan Rice, mengatakan pada hari Minggu
(23/2/14) bahwa Washington mengkhawatirkan fragmentasi Suriah dan
ancaman teroris yang berasal dari negara tersebut.
Seorang pembantu senior Presiden AS Barack Obama memperingatkan terhadap tentang kemunculan terorisme di Suriah dan mengatakan bahwa Suriah bisa segera menjadi tempat berkembang biak jaringan teroris yang akan beroperasi di seluruh dunia.
Penasehat keamanan nasional Obama, Susan Rice, mengatakan pada hari Minggu (23/2/14) bahwa Washington mengkhawatirkan fragmentasi Suriah dan ancaman teroris yang berasal dari negara tersebut.
Pernyataan ini bertentangan langsung dengan beberapa pejabat AS yang mendukung pemberontak yang beraksi di Suriah selama tiga tahun terakhir ini.
Akhir Januari lalu, Reuters melaporkan bahwa anggota Parlemen AS diam-diam menyetujui pemberian senjata AS pada pemberontak di Suriah hingga akhir tahun fiskal 2014 (berakhir 30 September 2014).
Laporan Reuters itu berdasarkan pada informasi pejabat keamanan AS dan Eropa. Sebagian besar senjata AS dikirim pada pemberontak dukungan asing di selatan Suriah lewat Yordania.
Meski meningkatkan dukungan keuangan untuk pemberontak, tampaknya ekstremisme dan militansi al-Qaeda kini menjadi keprihatinan bagi Washington.
Sementara itu, Norwegia Intelligence Service (NIS) juga menyatakan keprihatinan atas peningkatan ancaman teroris ke negaranya karena puluhan warga Norwegia ikut bertempur di Suriah. NIS mengkhawatirkan kondisi jika mereka kembali ke negara mereka.[IT/r]
Susan Rice - Penasehat Presiden AS, Barack Obama
Seorang pembantu senior Presiden AS Barack Obama memperingatkan terhadap tentang kemunculan terorisme di Suriah dan mengatakan bahwa Suriah bisa segera menjadi tempat berkembang biak jaringan teroris yang akan beroperasi di seluruh dunia.
Penasehat keamanan nasional Obama, Susan Rice, mengatakan pada hari Minggu (23/2/14) bahwa Washington mengkhawatirkan fragmentasi Suriah dan ancaman teroris yang berasal dari negara tersebut.
Pernyataan ini bertentangan langsung dengan beberapa pejabat AS yang mendukung pemberontak yang beraksi di Suriah selama tiga tahun terakhir ini.
Akhir Januari lalu, Reuters melaporkan bahwa anggota Parlemen AS diam-diam menyetujui pemberian senjata AS pada pemberontak di Suriah hingga akhir tahun fiskal 2014 (berakhir 30 September 2014).
Laporan Reuters itu berdasarkan pada informasi pejabat keamanan AS dan Eropa. Sebagian besar senjata AS dikirim pada pemberontak dukungan asing di selatan Suriah lewat Yordania.
Meski meningkatkan dukungan keuangan untuk pemberontak, tampaknya ekstremisme dan militansi al-Qaeda kini menjadi keprihatinan bagi Washington.
Sementara itu, Norwegia Intelligence Service (NIS) juga menyatakan keprihatinan atas peningkatan ancaman teroris ke negaranya karena puluhan warga Norwegia ikut bertempur di Suriah. NIS mengkhawatirkan kondisi jika mereka kembali ke negara mereka.[IT/r]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar