Abu Bakar As Shiddiq menjadi pemimpin umat Islam sepeninggal Rasulullah Muhammad SAW. Dia terpilih melalui proses penunjukan.
Awalnya, Abu Bakar sempat menolak penunjukan itu. Tetapi, dia tidak bisa mengelak setelah didesak Umar bin Khattab.
Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar menjalankan tugas dengan tidak mendapat gaji sama sekali. Padahal, dia memiliki wewenang penuh mengelola keuangan yang terkumpul karena Baitul Maal berada di bawah kekuasaannya.
Tetapi, Abu Bakar tidak mau menggunakan uang itu. Sehingga, dia terpaksa memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dengan berdagang.
Pernah suatu ketika, Abu Bakar pergi ke pasar. Dia hendak menjual kain dan pakaian.
Di tengah jalan, Abu Bakar bertemu dengan Umar bin Khattab. Melihat Abu Bakar memanggul kain, Umar merasa keheranan dan kemudian bertanya, "Hendak ke mana kau?"
"Ke pasar," jawab Abu Bakar.
"Ke pasar? Hendak apa kau ke tempat itu? Bukankah kau kini diserahi kewajiban mengurus umat Islam?" tanya Umar dengan penuh rasa penasaran.
"Jika aku tak berdagang, dari mana aku memperoleh nafkah untuk menghidupi keluargaku?" jawab Abu Bakar.
Mendengar jawaban itu, Umar kemudian termenung. Sejenak, dia kemudian meminta Abu Bakar ikut dengannya menghadap para sahabat.
Di depan para sahabat yang lain, Umar mengusulkan agar Khalifah Abu Bakar mendapat gaji yang diambilkan dari sebagian dana Baitul Maal. Usulan itu disetujui dan akhirnya Abu Bakar mendapat gaji berupa separuh domba setiap hari ditambah 250 dinar setahun, kemudian naik menjadi satu ekor domba sehari dan 300 dinar setahun.
(Disarikan dari buku 'Pesan Indah dari Makkah dan Madinah').
Awalnya, Abu Bakar sempat menolak penunjukan itu. Tetapi, dia tidak bisa mengelak setelah didesak Umar bin Khattab.
Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar menjalankan tugas dengan tidak mendapat gaji sama sekali. Padahal, dia memiliki wewenang penuh mengelola keuangan yang terkumpul karena Baitul Maal berada di bawah kekuasaannya.
Tetapi, Abu Bakar tidak mau menggunakan uang itu. Sehingga, dia terpaksa memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dengan berdagang.
Pernah suatu ketika, Abu Bakar pergi ke pasar. Dia hendak menjual kain dan pakaian.
Di tengah jalan, Abu Bakar bertemu dengan Umar bin Khattab. Melihat Abu Bakar memanggul kain, Umar merasa keheranan dan kemudian bertanya, "Hendak ke mana kau?"
"Ke pasar," jawab Abu Bakar.
"Ke pasar? Hendak apa kau ke tempat itu? Bukankah kau kini diserahi kewajiban mengurus umat Islam?" tanya Umar dengan penuh rasa penasaran.
"Jika aku tak berdagang, dari mana aku memperoleh nafkah untuk menghidupi keluargaku?" jawab Abu Bakar.
Mendengar jawaban itu, Umar kemudian termenung. Sejenak, dia kemudian meminta Abu Bakar ikut dengannya menghadap para sahabat.
Di depan para sahabat yang lain, Umar mengusulkan agar Khalifah Abu Bakar mendapat gaji yang diambilkan dari sebagian dana Baitul Maal. Usulan itu disetujui dan akhirnya Abu Bakar mendapat gaji berupa separuh domba setiap hari ditambah 250 dinar setahun, kemudian naik menjadi satu ekor domba sehari dan 300 dinar setahun.
(Disarikan dari buku 'Pesan Indah dari Makkah dan Madinah').
Tidak ada komentar:
Posting Komentar