Senin, 17 Maret 2014

Tango Maut AS-al-Qaeda: Rencana Strategis Menguasai Dunia Islam pada 2020

Miskonsepsi itu terbantahkan oleh terkuaknya puluhan dokumen yang memuat sejumlah cetak-biru dan rencana strategis jangka-panjang al-Qaeda, dengan tujuan-tujuan spesifik yang terencana.
Bendera al-Qaeda
Bendera al-Qaeda

Bagian Pertama
Koran Al-Akhbar di Lebanon pada 29 Januari silam menurunkan tulisan Radwan Mortada seputar rencana strategis Al-Qaeda yang beredar luas di kalangan salafi-takfiri. Mortada mengulas isi rencana strategis itu dengan memperhadapkannya dengan situasi saat ini. Dari uraian itu terlihat jelas bahwa al-Qaeda bergerak dengan suatu rencana strategis yang terukur: dimulai dari serangan 11 September 2001 sebagai titik-tolak spektakuler dan berpuncak pada tahun 2020 dengan tegaknya Kekhalifahan Islam. Selebaran berisi rencana strategis dalam kurun waktu 20 tahun itu menepis miskonsepsi yang berkembang luas bahwa aksi-aksi berdarah al-Qaeda selama ini bersifat serampangan, tanpa pola dan strategi yang jelas. Miskonsepsi itu terbantahkan oleh terkuaknya puluhan dokumen yang memuat sejumlah cetak-biru dan rencana strategis jangka-panjang al-Qaeda, dengan tujuan-tujuan spesifik yang terencana.

Sekitar setahun pasca meletusnya konflik di Suriah, sebuah lembaga keamanan berhasil menyadap korespondensi antara pemimpin Jabhah al-Nusra (JN), Abu Mohammad Julani (AMJ), dan seorang tokoh al-Qaeda di Lebanon. Korespondensi itu merangkum rencana-rencana al-Qaeda setelah jatuhnya rezim Suriah, yang mencakup rekrutmen para pakar di bidang kedokteran, kimia, teknologi informasi, telekomunikasi, dan penempatan mereka di seluruh Lebanon sebagai persiapan untuk melaksanakan berbagai operasi.

Sejumlah dokumen yang diperoleh lembaga keamanan itu mengungkapkan bahwa strategi al-Qaeda di Lebanon dan di kawasan meliputi beberapa target, baik di tingkat lapangan maupun di tingkat rekrutmen dan mobilisasi. Beberapa ciri-khas rencana yang tertuang dalam tumpukan dokumen sadapan itu sebenarnya tertera dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 2005 silam. Buku karya jurnalis Yordania, Fuad Husein, yang berjudul “Al-Zarqawi—Generasi Kedua Al-Qaeda” (Al-Zarqawi—Al-Jayl Al-Tsani li Al-Qa'edah) dapat dibilang satu di antara sedikit karya otentik yang membahas organisasi misterius ini. Dalam buku itu, Husein, yang pernah mendekam bersama Al-Zarqawi di penjara Swaqa, Yordania, mengungkapkan banyak pikiran dan rencana komandan al-Qaeda itu. Di situ, Husein juga memuat wawancara mendalam dengan Syaikh Abu Mohammad al-Maqdisi, ideolog ternama al-Qaeda.

Buku lain yang beredar di forum-forum dan situs-situs jihadi takfiri, berjudul “Beginilah Kami Memandang dan Menginginkan Jihad” (Hakadza Nara Al-Jihad wa Nuriduh), karya Hazim Al-Madani, lebih jauh menjelaskan sejumlah tujuan, rencana dan tahap pergerakan al-Qaeda dalam rangka merebut kekuasaan di seluruh dunia Islam. Buku yang dibuka dengan seruan kepada seluruh 'mujahidin' untuk memperluas aktivitas jihad hingga mencakup seantero dunia, “dalam rangka memperbesar kekuatan umat dan meneror musuh-musuhnya.” Di buku itu juga terkuak rencana merebut kekuasaan yang dibagi dalam tujuh fase, terentang dalam dua dekade, dari tahun 2000 sampai tahun 2020, yang disebutnya sebagai tahun tergapainya “kemenangan akhir”.

Fase pertama dimulai dari tahun 2000 sampai tahun 2003. Fase ini disebut sebagai tahap "siuman" yang berpusat pada upaya “penyadaran kembali umat” dengan “melancarkan hantaman keras pada kepala ular di New York". Tujuannya: membuat Amerika Serikat giras, panik dan bereaksi sedemikian rupa hingga dapat “memahkotai al-Qaeda sebagai pemimpin umat.” Ini mengacu pada apa yang disebut oleh pimpinan al-Qaeda sebagai “perang salib” AS atas Islam yang ditandai dengan invasi militer atas Afghanistan dan Irak, yang -- menurut al-Qaeda -- dapat memperluas medan tempur, membuat rakyat Amerika sebagai incaran mudah dan mengibarkan bendera al-Qaeda setinggi hari ini. Fase ini berakhir dengan pendudukan AS atas Irak tahun 2003. Tahap ini telah tercapai dengan bercokol-kuatnya al-Qaeda di Afghanistan dan Irak, jauh melampaui tenggat akhir keberadaan militer AS dan sekutunya.

Fase kedua bermula dari tahun 2003 sampai tahun 2006. Fase ini disebut sebagai “tahap membuka mata.” Pada tahap ini, al-Qaeda berencana menyeret musuh-musuhnya dalam pertempuran panjang tanpa batas waktu dan tempat, sambil mengembangkan apa yang disebutnya sebagai kapabilitas “jihad elektronik”, dalam persiapan memasuki fase ketiga. Sejalan dengan itu, al-Qaeda berupaya melakukan ekspansi terselubung di berbagai bagian strategis dunia Arab dan Islam, dengan memakai Irak sebagai pangkalan militer untuk membangun pasukan jihadi yang tangguh agar dapat digelar dalam berbagai operasi intelijen, keamanan maupun militer di berbagai negara kawasan. Rencana ini juga menandai bermulanya fase ketiga. Masih pada fase kedua ini, al-Qaeda dan turunannya akan menyemarakkan majlis kajian Islam guna melipatgandakan upaya penggalangan dana umat dari zakat dan infak untuk mendukung aktivitas dan perjuangan al-Qaeda. [IT/MK] Bersambung. ***
 
 
 
Sumber : Islam Times

Tidak ada komentar:

Posting Komentar