Selasa, 25 Februari 2014

Khamenei kepada Boediono; "Konflik Antar Madzhab, Konspirasi Musuh"

Lebih lanjut Rahbar mengingatkan untuk selalu mewaspadai konspirasi yang menyulut perang antar kelompok dan madzhab di Indonesia, Mesir dan Libya. Beliau menegaskan, negara-negara Islam harus lebih mengintensifkan kerjasama di antara mereka.
Rahbar dan Wapres Boediono: Fars News
Rahbar dan Wapres Boediono: Fars News

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono beberapa pekan lalu mengingatkan kembali akan cita-cita utama Gerakan Non Blok (NAM) dan menjelaskan kapasitas serta potensi besar yang dimiliki oleh negara-negara anggota gerakan ini.

Dikatakannya, "Para perintis gerakan ini tidak berencana membuat satu kelompok seremonial belaka. Mereka ingin membentuk satu gerakan yang berpengaruh dan hidup. Sekarang, cita-cita itu harus dihidupkan lagi."

Ditambahkannya,"Negara-negara anggota Gerakan Non Blok termasuk Indonesia sebagai salah satu perintisnya harus bekerjasama dan mengaktualisasi potensi yang ada untuk bisa memainkan peran yang berpengaruh dalam isu-isu internasional dan regional."

Menurut beliau, diantara hal yang bisa dilaksanakan dalam Gerakan Non Blok adalah memanfaatkan pengalaman dan kemajuan yang dimiliki oleh negara-negara anggota. "Tentunya ada yang menentang kemajuan negara-negara independen dan Islami. Karena itu, kita harus mewaspadai konspirasi dan tipu daya mereka," kata beliau.

Menyebut penyebaran fitnah yang berujung pada konflik partisan khususnya antara Sunni dan Syiah sebagai konspirasi musuh yang sangat berbahaya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Semua aksi itu didukung oleh sejumlah negara adidaya dengan memanfaatkan anasir bayaran. Contoh yang paling nyata saat ini dapat disaksikan di Afghanistan dan Pakistan."

Dijelaskannya"Al Qaeda dan Taliban lahir dengan dukungan sekutu-sekutu Amerika Serikat (AS) di kawasan, dan kini dengan alasan menumpas mereka, AS membombardir negara-negara seperti Afghanistan dan Pakistan. Padahal, tujuannya adalah menguasai negara-negara itu."

Lebih lanjut Rahbar mengingatkan untuk selalu mewaspadai konspirasi yang menyulut perang antar kelompok dan madzhab di Indonesia, Mesir dan Libya. Beliau menegaskan, negara-negara Islam harus lebih mengintensifkan kerjasama di antara mereka.

Sementara itu, Wakil Presiden Indonesia Boediono mengapresiasi Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok yang berlangsung sukses di Tehran dan menyatakan bahwa Indonesia dan Iran memiliki potensi besar untuk meningkatkan kerjasama bilateral di bidang ekonomi.

"Dalam perundingan di Tehran telah disepakati untuk lebih mengaktifkan kalangan swasta dan penguasaha kedua negara untuk mempelajari cara peningkatan kerjasama ekonomi." Kata Wapres.

Wapres menilai potensi negara-negara Gerakan Non Blok dalam memainkan peran dan pengaruh dalam isu-isu internasional adalah hal yang penting. Mengenai keberagaman suku dan madzhab di Indonesia, Boediono menjelaskan, "Pemerintah Indonesia selalu berupaya mewujudkan kondisi kehidupan yang damai dan kesatuan di antara suku dan madzhab yang beragam di negara ini."

Terkait masalah ekonomi, dengan mengenalkan dirinya sebagai seorang pakar ekonomi, kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam, Wakil Presiden Indonesia mengatakan, "Saya sudah mempelajari pandangan Anda terkait ekonomi resistensi. Pandangan ini sangat menarik dan baru." [Islam Times/on/Fars News]
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar