Komarudin
juga nampaknya ingin membangun kepercayaan kepada orang, kalau kian
banyak muslimin di negeri ini yang hidup toleran, tenang dan tentram
merupakan kegagalan misi, dan sebab itu perlu ada kobaran semangat
dengan instruksi pemenggalan terhadap Muslimin Syiah di Indonesia.
Polisi Republik Indonesia nampaknya perlu segera bertindak tegas, sebab ini penting supaya tidak terjadi genangan dan tangis darah di Republik Indonesia. Sebab salah satu anggota DPRD Karimun dari partai PKS (Partai Keadilan Sejahtera) nampaknya ingin menyatakan kalau dia dan orang-orang yang pemikiran keislamannya sama dengan dia saja yang berhak hidup di Republik Indonesia; sebuah sesat pikir dosis tinggi yang segera membangkitkan memori kengerian banyak Muslimin pada tingkah pola rezim jumud Taliban di Afghanistan dulunya.
Sebab, pengakuan jelas yang diungkap salah satu kader PKS, (Partai Islam?) yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Karimun periode 2009-2014 adalah bukti nyata dan valid yang bisa di telusuri oleh Polisi Republik Indonesia siapa dalang asli aksi teror berdarah-darah dan pembantaian berantai terorisme di tanah air.
Komarudin, [Komar Sahabatq, https://www.facebook.com/komar.sahabatq ] saat memberikan komentar pada salah satu berita Islam Times di sebuah forum Facebook pada 26 Desember 2013, bilang bahwa "Syiah layak dipenggal", [https://www.facebook.com/groups/indoneSYIAH/545249335568880/?ref=notif¬if_t=group_comment ]
Tentu alasan dibalik pernyataan itu adalah keinginan Komarudin untuk menegakkan Khilafah as-Saudiyah Wahabiyah-Takfiriyah di bawah bendera dan kepemimpinan organisasi Takfiri bengis bentukan Osama bin Laden, al-Qaeda di Republik Indonesia.
Leader pembunuh jutaan muslimin, Osama bin Laden yang dipuji puja Anis Mata, Presiden PKS dalam sebuah puisi menjijikkan.
Dengan pernyataan rasis itu, Komarudin nampaknya ingin membangun sebuah logika – dan ingin orang banyak membelinya - kalau amuk massa, pembunuhan dan pembantaian diantara muslimin seperti di Afghanistan, pakistan dan Suriah terlalu kuasa dan perkasa bahkan di hadapan beratus-ratus ribu polisi di seluruh negeri dan seolah-olah tidak mampu dihadang.
Komarudin juga nampaknya ingin membangun kepercayaan kepada orang, kalau kian banyak muslimin di negeri ini yang hidup toleran, tenang dan tentram merupakan kegagalan misi, dan sebab itu perlu ada kobaran semangat dengan instruksi pemenggalan terhadap Muslimin Syiah di Indonesia.
Sebuah seruan lazim untuk menginfuskan dan menegakkan kembali ‘rasa takut’ kepada semua orang demi tegaknya Khilafah as-Saudiyah Wahabiyah-Takfiriyah, persis yang dilakukan Taliban dan al-Qaeda di Afghanistan, Pakistan dan belakangan di Suriah.
Tapi, Komarudin lupa kalau dunia saat ini sedang berputar cepat, kalau ketakutan orang banyak pada ancaman pemengalan, pemancungan dan mutilasi ada batasnya, dan ketika batas itu terlampaui, masyarakat akan berbalik melakukan perlawanan.
Dan Komarudin serta orang seperti Komarudin gagal membaca sejarah, kalau muslimin dan orang-orang Syiah selalu cinta damai, selalu hidup dalam damai dan mengajari kepada yang lain bagaimana kedamaian itu. Tapi orang Syiah juga diajari oleh Imam Husain as, cucu Nabi Muhammad Saw, bagaimana mempertahankan dirinya ketika diserang musuh-musuh Islam.
Jadi, tidak ada alasan bagi seorang Komarudin, kader PKS (Partai Keadilan Sosial) yang saat ini menggelapkan jutaan uang pajak rakyat untuk menunda-nunda hajatnya sebagaimana yang diungkap dalam pernyataannya diatas. Haihat minadzillah! [IT/Onh/Ass]
H. Komaruddin, S.Pdi, Kader pilihan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Polisi Republik Indonesia nampaknya perlu segera bertindak tegas, sebab ini penting supaya tidak terjadi genangan dan tangis darah di Republik Indonesia. Sebab salah satu anggota DPRD Karimun dari partai PKS (Partai Keadilan Sejahtera) nampaknya ingin menyatakan kalau dia dan orang-orang yang pemikiran keislamannya sama dengan dia saja yang berhak hidup di Republik Indonesia; sebuah sesat pikir dosis tinggi yang segera membangkitkan memori kengerian banyak Muslimin pada tingkah pola rezim jumud Taliban di Afghanistan dulunya.
Sebab, pengakuan jelas yang diungkap salah satu kader PKS, (Partai Islam?) yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Karimun periode 2009-2014 adalah bukti nyata dan valid yang bisa di telusuri oleh Polisi Republik Indonesia siapa dalang asli aksi teror berdarah-darah dan pembantaian berantai terorisme di tanah air.
Komarudin, [Komar Sahabatq, https://www.facebook.com/komar.sahabatq ] saat memberikan komentar pada salah satu berita Islam Times di sebuah forum Facebook pada 26 Desember 2013, bilang bahwa "Syiah layak dipenggal", [https://www.facebook.com/groups/indoneSYIAH/545249335568880/?ref=notif¬if_t=group_comment ]
Tentu alasan dibalik pernyataan itu adalah keinginan Komarudin untuk menegakkan Khilafah as-Saudiyah Wahabiyah-Takfiriyah di bawah bendera dan kepemimpinan organisasi Takfiri bengis bentukan Osama bin Laden, al-Qaeda di Republik Indonesia.
Leader pembunuh jutaan muslimin, Osama bin Laden yang dipuji puja Anis Mata, Presiden PKS dalam sebuah puisi menjijikkan.
Dengan pernyataan rasis itu, Komarudin nampaknya ingin membangun sebuah logika – dan ingin orang banyak membelinya - kalau amuk massa, pembunuhan dan pembantaian diantara muslimin seperti di Afghanistan, pakistan dan Suriah terlalu kuasa dan perkasa bahkan di hadapan beratus-ratus ribu polisi di seluruh negeri dan seolah-olah tidak mampu dihadang.
Komarudin juga nampaknya ingin membangun kepercayaan kepada orang, kalau kian banyak muslimin di negeri ini yang hidup toleran, tenang dan tentram merupakan kegagalan misi, dan sebab itu perlu ada kobaran semangat dengan instruksi pemenggalan terhadap Muslimin Syiah di Indonesia.
Sebuah seruan lazim untuk menginfuskan dan menegakkan kembali ‘rasa takut’ kepada semua orang demi tegaknya Khilafah as-Saudiyah Wahabiyah-Takfiriyah, persis yang dilakukan Taliban dan al-Qaeda di Afghanistan, Pakistan dan belakangan di Suriah.
Tapi, Komarudin lupa kalau dunia saat ini sedang berputar cepat, kalau ketakutan orang banyak pada ancaman pemengalan, pemancungan dan mutilasi ada batasnya, dan ketika batas itu terlampaui, masyarakat akan berbalik melakukan perlawanan.
Dan Komarudin serta orang seperti Komarudin gagal membaca sejarah, kalau muslimin dan orang-orang Syiah selalu cinta damai, selalu hidup dalam damai dan mengajari kepada yang lain bagaimana kedamaian itu. Tapi orang Syiah juga diajari oleh Imam Husain as, cucu Nabi Muhammad Saw, bagaimana mempertahankan dirinya ketika diserang musuh-musuh Islam.
Jadi, tidak ada alasan bagi seorang Komarudin, kader PKS (Partai Keadilan Sosial) yang saat ini menggelapkan jutaan uang pajak rakyat untuk menunda-nunda hajatnya sebagaimana yang diungkap dalam pernyataannya diatas. Haihat minadzillah! [IT/Onh/Ass]
H. Komaruddin, S.Pdi, Kader pilihan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar