Kamis, 20 Februari 2014

Kondisi Rasulullah Saw dan Sayyidina Ali ketika salat

Diriwayatkan dari sebagian isteri-isteri Nabi SAW bahwa suatu hari kami sedang asyik berbincang-bincang dengan beliau, begitu datang waktu shalat seakan-akan kami tidak saling mengenal dan satu sama lain sibuk dengan dirinya sendiri untuk menghadap Al-Haq.
Sayyidina Ali ketika sudah masuk waktu shalat tampak gelisah dan goncang, beliaupun ditanya oleh sahabatnya; “Ada apakah gerangan yang membuat anda gelisah dan risau?” Beliau menjawab; “Telah datang waktu amanat yang Allah tawarkan  kepada semua langit dan bumi namun mereka semua menolak untuk mengemban amanat tersebut.”
Dalam kondisi lain ketika siap untuk berwudhu wajah beliau berubah menjadi pucat. Hal ini ditanyakan oleh sahabat beliau dan dalam jawabannya beliau bersabda; “Tidakkah kau mengerti di hadapan siapakah aku akan berdiri?”
PARA SYUHADA MENSHALATI JENAZAH SAYYIDINA ALI
Orang-orang Romawi telah menawan beberapa muslimin, mereka dibawa menghadap raja Romawi, sang raja menawarkan kekufuran kepada mereka, namun mereka semua menolaknya. Sang raja memerintahkan punggawanya untuk memasukkan mereka ke dalam panci besar yang berisikan minyak zaitun yang sedang mendidih, dan sang raja menyisakan  satu orang dari mereka agar bisa menceritakan kepada orang-orang Islam lainnya tentang tragedi yang mereka alami.
Orang inipun bergegas menuju negara Islam, di tengah jalan ia mendengar suara derap kaki-kaki kuda, ia berhenti, dan ternyata suara tersebut datangnya dari kaki-kaki kuda kawan-kawannya yang dimasukkan ke dalam minyak yang mendidih itu, ia pun bertanya kepada mereka bagaimana hal itu terjadi.
Mereka menjawab : “Begitu Sayyidina Ali meninggalkan dunia yang fana ini, terdengarlah suara panggilan dari langit memanggil seluruh orang-orang syahid baik di daratan maupun di lautan sambil berkata : “Ketahuilah bahwa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib telah syahid maka shalatilah jenazahnya.” Kami semua pun keluar dari kubur kami dan menshalati jenazah beliau, dan sekarang kami akan kembali lagi ke tempat kami semula.”
Tentunya harus diketahui, bahwa ini adalah kisah alam barzakh yang ditampakkan oleh Allah kepadanya.
SAYYIDAH MARYAM MENINGGAL DUNIA DALAM MIHRAB IBADAHNYA
Kebetulan pada hari itu, Nabi Isa as lama sekali tak kunjung tiba, hingga masuk waktu Isya’. Begitu beliau turun dari atas gunung sambil membawa sedikit tumbuh-tumbuhan untuk buka puasa ibundanya, ternyata beliau dapati ibunya sedang tidur. Ia berkata pada dirinya: “Alangkah baiknya apabila aku biarkan beliau sedikit beristirahat,” kemudian Isa as sibuk beribadah  hingga lewat sepertiga malam, ia melihat ibundanya masih tidur, dipanggilnya namun tak ada jawaban. Ia berkata lagi pada dirinya: “Biarlah beliau tidur”, iapun tidak berbuka hingga terbit fajar.
Nabi Isa as mulai diliputi kekhawatiran sebab ibunya tidak pernah tidur  begitu lama, didekatinya tubuh sang ibunda ternyata beliau telah tiada. Isa as meletakkan wajahnya di atas wajah ibunya sambil menangis dengan disertai oleh tangisan para malaikat. Jibril, Mikail, serta para bidadari surga turun ke bumi demi membantu Isa as dalam mengurusi jenazah ibunya.
Pada saat malaikat pencabut nyawa turun ke bumi untuk mencabut nyawa Maryam yang kala itu sedang berada dalam mihrab ibadahnya, ia berkata; “Salam sejahtera atasmu wahai Maryam yang selalu berpuasa dan menghidupkan malam.”
TIADA BANDING DALAM TAKWA DAN IBADAH
Sayyidah Zainab yang mendapat pendidikan dari langit ini merupakan salah seorang pembina manusia terbesar dan termasuk seorang ibu terpenting bagi masyarakat manusia – beliau tumbuh dalam pangkuan kenabian serta buaian imamah dan wilayah di tempat turunnya wahyu.
Dalam hal keutamaan manusiawi, beliau tiada tanding, begitu pula dalam hal kesabaran, zuhud, ketakwaan, kefasihan, keutamaan, ibadah, keterputusan mutlak dari makhluk (hanya bergantung pada Sang Mahakuasa), kemuliaan jiwa, serta karakter yang kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar